Apa Itu Diversifikasi?

Diversifikasi adalah salah satu strategi untuk meminimalisir risiko atau kerugian dari investasi. Cara ini bisa dibilang paling ampuh dalam memaksimalkan keuntungan. Mungkin sebagian dari kamu pernah mendengar istilah “Don’t Put Your Eggs in One Basket”. 

Istilah tersebut memiliki arti, jangan mengalokasikan seluruh aset yang kamu miliki dalam satu instrumen investasi. Sebab, jika instrumen investasi yang kamu miliki nilainya turun maka otomatis aset yang kamu miliki satu-satunya juga akan mengalami kerugian. 

Demi mempermudah diversifikasi produk investasi, langkah-langkah apa yang seharusnya kamu lakukan? Berikut ini 5 langkah penting diservikasi produk investasi diversifikasi produk investasi yang dapat membantu kamu dalam mengoptimalkan keuntungan. 

5 Langkah Diversifikasi Produk Investasi

  1. Pahami Risk Tolerance

    Risk tolerance adalah parameter untuk mengetahui tingkat toleransi investor terhadap risiko. “High Risk, High Return”. Artinya, Setiap instrumen investasi memiliki risiko yang berbeda. Semakin besar profit yang dihasilkan maka semakin tinggi juga risikonya.

    Jika tidak mempertimbangkan potensi manfaat dan memahami cara kerja instrumen investasi yang kamu pilih, maka investasi bisa berjalan kurang maksimal. Maka dari itu, sebaiknya pahami risk tolerance terlebih dahulu.

  2. Memilih Aset 

    Setelah memahami risk tolerance, langkah berikutnya adalah memilih aset yang akan diinvestasikan. Biasanya, investor yang memiliki risk tolerance tinggi akan berinvestasi pada target dengan profil pengembalian risiko yang lebih tinggi.

    Sedangkan investor dengan risk tolerance rendah akan mencari investasi yang lebih aman seperti deposito, P2P lending, properti, dan reksadana. Untuk mencapai keuntungan yang optimal dari diversifikasi, investor harus mengalokasikan sebagian dari portofolio mereka ke kelas aset yang tidak berkorelasi.

  3. Melakukan Rebalancing

    Melakukan Rebalancing adalah proses menyeimbangkan bobot aset yang diinvestasikan dalam portofolio. Menjual atau membeli aset dalam portofolio investasi merupakan aktivitas rebalancing.

    Hal ini dilakukan untuk menjaga tingkat alokasi aset sesuai dengan keinginan. Menyesuaikan target alokasi pada portofolio investasi akan membantu memastikan bahwa portofolio kamu sesuai dengan risk tolerance, tujuan finansial, serta kebutuhan investasi.

  4. Pahami Kapasitas Risiko

    Sebagai investor bisa saja kamu mengambil risiko yang lebih besar melebihi toleransi risiko yang bisa kamu tanggung. Misalnya dalam hal investasi kamu adalah tipe investor konservatif, namun sewaktu-waktu kamu perlu mengambil langkah menjadi lebih agresif.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu bobot dana dalam tabungan, tujuan keuangan, hingga nilai aset dalam investasi. Maka dari itu, sebaiknya pahami sejauh manakah kapasitas risiko yang kamu miliki.

  5. Fokus Tujuan Jangka Panjang

    Saat mengelola portofolio investasi, sebaiknya gunakan berbagai pendekatan seperti disiplin, keseimbangan, dan jangka panjang. Hal ini penting dilakukan agar kamu tidak mudah tergoda untuk berinvestasi pada instrumen yang sedang hype tanpa mempertimbangkan tujuan finansial jangka panjang.

    Berfokus pada kebutuhan dan tujuan finansial jangka panjang akan membantu kamu bertahan melewati masa-masa penuh gejolak dan membantu menumbuhkan aset serta mendapatkan keuntungan yang maksimal dari diversifikasi portofolio investasi kamu.

Itulah langkah-langkah untuk mempermudah diversifikasi portofolio investasi. Baik bagi investor pemula maupun profesional, strategi investasi ini sangatlah penting. Maka dari itu, semua investor harus bisa menerapkannya agar bisa mendapatkan keuntungan yang optimal.